Kuncup Itu Bernama Tulip

Bulan Mei telah tiba

Bulan ini kembali mengingatkanku akan dirinya disana

Kebersamaan dengannya disana, tahun lalu

Bersamanya menyambut musim semi di negeri kincir angin

Bersamanya menikmati kucup - kuncup bunga yang mulai bermekaran

Salju - Salju yang begitu dingin dan beku, saat itu telah mencair

Pohon - pohon tanpa daun dan yang ada hanya ranting kering 

Semua tergantikan dengan pemandangan yang sungguh memesona

Kuncup - kuncup itu, 

Kuncup yang mengubah segalanya...Kuncup Tulip.

Bulan Mei, Tulip - tulip itu bermekaran dimana - mana

Masih di Keukenhof, manusia - manusia dari berbagai penjuru berdatangan

Menyaksikan keidahan yang hanya sekali setahun

Tulip,

Kelopakmu yang laksana sorban ketika belum mekar sepenuhnya

Warnamu laksana gincu yang begitu indah dipandang

Tangkai - tangkai yang menjulang kokoh menopang mahkotamu yang begitu indah

Daunmu yang hijau terang melindungi akar - akarmu dibawah sana

Semua indah, seperti keindahan yang kurasakan saat ini, bersamanya

Duduk bersamanya dengan dikelilingin kelopak - kelopak indah itu

Serasa malas untuk berdiri kembali, malas untuk meninggalkan tempat kami duduk

Di seberang sanapun nampak kincir angin yang perlahan - lahan berputar 

Menambah indahnya pemandangan sore itu

Sore yang akhirnya harus berakhir dengan datangnya malam 

Malam yang mengharuskan kami harus beranjak pulang dan akhirnya berpisah dengan ucapan Salam.

Keukenhof, Mei 2011

Lathifah Ratih

Sumber Gambar : Internet