Loading...

Nida Kecil Si Penjual Es Lilin

Sumber Foto : Internet
Saat subuh, Nida kecil harus bangun untuk mengambil air wudhu dan shalat subuh berjamaah dengan neneknya sebelum memberesi tempat tidur dimana dia dan neneknya tidur setiap malam. Selesai melaksanakan kewajibannya , Nida bersiap-siap untuk mencari nafkah buat makan dia dan neneknya. Neneknya itulah satu-satunya keluarganya yang Nida tahu yang masih hidup setelah musibah Banjir Bandang yang menimpa kedua orang tuanya tahun 2006 silam. Kejadian yang meluluh lantakkan seluruh keluarga Nida. 
  
Kini si Nida kecil mengadu nasib ke Kota Makassar bersama neneknya dengan harapan kehidupan yang lebih layak. Nida kecil yang dikenal oleh seluruh penghuni kolong jembatan dan anak jalanan kota Makassar, dialah Nida Kecil si penjual Es Lilin. 

Seperti biasa, setelah mengambil Es Lilin yang akan Nida jual dirumah majikannya, dia menjajakannya ke setiap sudut lampu merah dengan berjalan kaki. Sendal jepit usang yang sebelahnya diikat dengan tali rafiah selalu setia menemani setiap langkah kecilnya.

Waktu sudah agak sore saat Nida melihat seorang kakek kurus dan buta. Nida memperhatikannya, kakek yang baru sekali ini dia temui setelah sekian lama berjualan di bawah Fly Over. kakek itu memohon untuk diberi makan kepada setiap pengendara dan pejalan kaki yang lewat di bawah jembatan Fly Over Kota Makassar. Tubuhnya gemetaran dengan pakaian compang camping yang dikenakan, tongkat kayu yang menemani setiap langkahnya dipeluknya sambil mengacukan sebelah tangannya untuk meminta belas kasihan, tapi tak satupun yang menghiraukannya. Semua pengendara yang lewat didepannya hanya lewat dan seolah tak melihatnya serta tidak memperdulikannya. 

Melihat itu, Nida yang kebetulan lewat, merasa kasihan meski dia sendiri juga patut untuk dikasihani. Es lilin yang dijajakannya baru separuh yang terjual, sementara hari sudah sore. Uang disaku hasil penjualan Es Lilin baru sedikit, karena cuaca lagi tidak seterik kemarin. Tanpa pikir panjang, Nida menuju warung Ibu Siti tempat dimana dia sering membeli makanan. Dia membeli sebugkus nasi tempe dan air mineral.

Di temuinya kakek itu, diberikannya bungkusan nasi itu kepada si kakek. Guratan bahagia terukir dari senyum kakek itu kala Nida meraih tangan gemetar  kakek itu dan memberikanya. Perlahan kakek tua itu meraba-raba dan mecium makanan itu, ia berterimakasih pada Nida kecil. Nida ikut tersenyum bahagia meskipun Nida tahu ia akan di omelin oleh Ibu pemilik Es Lilin karena uang setoran yang kurang, tapi Nida rela demi menolong kakek yang sedang kelaparan itu. Nida seolah sedang berhadapan dengan kakeknya sendiri yang paling dia sayangi yang telah meninggalkannya lebih dahulu. 

Setelah kakek itu menyelesaikan makanannya, Nida pamit untuk kembali menjajakan Es Lilinnya. "Es Lilin...." kembali suara kecilnya lirihnya menggema, menyaingi suara kendaraan  yang sedang lalu lalang. Nida Bahagia karena bisa menolong sesama seperti yang nenek sering nasehatkan padanya... :)

Hikmah :
  1. Kasih sayang, milikilah rasa sayang dan cinta kasih kepada sesama manusia;
  2. Sabar dan bersyukur atas nikmat yang diberikan, Nida kecil yang hidup serba kekurangan tidak pernah mengeluh sedikitpun bahkan bersyukur karena masih diberi waktu untuk menolong sesama;
  3. Berusaha  dan berdo'a, Nida tidak pernah berhenti untuk berdoa dan berusaha semampunya meski harus rela berjualan Es Lilin dan tak bersekolah demi menutupi biaya hidupnya dan neneknya serta tak pernah lupa akan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan tuhan;
  4. Tolong menolong, tolonglah sesama selagi mampu karena ada saatnya kita yang membutuhkan pertolongan itu.
By : Lathifah Ratih

Sumber Gambar : http://www.putripamulani.blogspot.com/

Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp.

10 komentar:

  1. wah ternyata bukan herman pada cerita saya saja yang jiwanya patut kita contoh, si nida juga... semoga hikmah yang terkandung didalam cerita ini bisa menjadi pelajaran buat pembacanya.... SEMANGAT !!

    BalasHapus
  2. great,.... semoga tulisan ini mampu menebarkan berkah dan hikmah... dan semoga cerita ini, menang di kontes unggulan cermin berhikmah.

    BalasHapus
  3. @K,Aura : Iya, Si Nida Kecil yang Budiman.... Inysa ALlah.. Amiin N Semangat Bloofers.. !!
    @K,Zico : Amiiin... Insya Allah...... :)

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah........ Di blog ini mendapatkan pelajaran baru lagi, Makasih mbaaaa....
    Tulisannya keren... :)

    Sukses ya mba Latifah... Aku dukung. Hahahaha.... ^_^

    BalasHapus
  5. @Riksa : Sama-sama...
    aQ juga Makasih banget dah mampir... :)

    BalasHapus
  6. Saya sukaaaaaaaaaaaa, sangat penuh inspirasi. Semoga kasih sayang selalu memekar diantara kita. *lhooo...:D

    BalasHapus
  7. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam K.U.C.B
    Artikel anda akan segera di catat
    Salam hangat dari Markas New BlogCamp di Surabaya

    BalasHapus
  8. @Qefy : Makasiiiiiiih...
    Amiiiiiin... :)
    @Pakde : Sama-sama Pak...
    Mudah-mudahan masuk kategori...Amiiiiin...
    Salam hangat juga dari Makassar :)

    BalasHapus

 
TOP