Daripada menyimpan kenangan masa
lalu yang lucu sendirian, ada baiknya di ceritakan. Mungkin saja bisa membuat
yang membacanya tersenyum atau mungkin tertawa terpikal – tepikal, kan lumayan
meluruskan urat wajah yang sudah semakin mengendur akhir – akhir ini #eh. Setidaknya
yang membaca bisa mengenang juga pengalaman serupa kali yah. Ha ha
Oke, kali ini pengen nulis cerita
tentang Handphone Pertama yang aku punya. Selain untuk menuliskan untuk koleksi
pribadi, tulisan ini aku ikutkan dalam program Giveaway. Kan lumayan, bercerita
dan mengenang masa – masa pertama punya handphone sekaligus dapat hadiah kalau
beruntung. (kalau beruntung loh yah), makanya doakan… he he
Sumber Gambar : dari Sini |
Terus terang aku pertama kali
melihat handphone dari zaman lulus Sekolah Dasar tahun 1999. Waktu itu aku
berkunjung ke rumah keluarga di Kota Balikpapan dengan Bapak, disana aku lihat
ada handphone dengan ukuran besar, layar masih hitam putih dengan antenna pada
bagian kiri dan gantungan besar pada bagian kanan. Waktu itu, kakak iparku yang
lebih dulu memiliki barang seperti itu di wilayahnya karena kebetulan beliau
kerja di kantor Telkom dan itu adalah pembagian dari kantornya, begitu
penjelasan kakak sepupuku dengan menggebu – gebu. Aku baru tahu kalau itu
adalah handphone. Ha ha #kasihan
Detik berganti menit, menit
berganti jam dan akhirnya menjelma menjadi tahun. Ada keinginan untuk memiliki
handphone, apa daya keluarga cukup pas – pasan dan aku sama sekali tidak
memiliki keberanian untuk meminta barang yang masih terbilang sangat mewah pada
masa itu, belum lagi di tempatku yang cukup jauh dari kota sehingga sudah pasti
tidak ada jaringan disana.
Namun akhirnya kesabaranku berbuah
manis pada pertengahan di semester ketiga di tahun 2004. Tepat di kelas dua
Sekolah Menengan Kejuruan, Adek kandung Ibu datang dari Negeri Jiran, Malaysia
dan memberikanku sebuah handphone. Meskipun handphone tersebut bekas pakai om
Aku alias second waktu itu, alangkah gembiranya rasanya diberikan handphone
Nokia Type 3315 dengan layar hitam putih lengkap dengan sebuah casing cadangan
dengan gambar kartun. Jadilah aku kemana – mana membawanya dengan mengalungkan tali
panjang warna pink di leher meski tidah ada sinyal maupun pulsa. Ha ha
Sumber Gambar : Dari SINI |
Bisa dibayangkan bagaimana
senangnya hati saat mendapat pemberian dari omku waktu itu. Aku satu – satunya yang
mendapatkan hadiah handphone dikarenakan aku cucu pertama dari keluarga ibu dan
cucu pertama di keluarga Bapak yang berhasil masuk ke jenjang pendidikan
sekolah menengah kejuruan setelah setelah melewati moment menegangkan, yakti tradisi
perjodohan yang sudah turun temurun keluargaku anut. Aku merasa sangat bangga
dengan handphone itu, selalu saja aku membuatnya berdering dengan memainkan
nada demi nada yang ada. Kadang aku kaget sendiri saat handphone berdering,
buru – buru mengangkat dan mengatakan “Halo” tapi tak ada jawaban. Aku baru
akan sadar setelah mengecek bahwa itu adalah alarm dan saat itu tidak ada
sinyal. ^_^ #malu
Sumber Gambar : Disini |
Namun ada kendala besar yang aku
hadapi, yakni bahasa yang tertera pada pada layar handphone selain bahasa aneh
yang tidak aku mengerti, hanya terdapat bahasa Malaysia yang kadang membuatku
pusing saat harus mencari persamaan kata yang tertera pada Layar ke dalam
bahasa Indonesia. Dengan terpaksa, aku masih harus selalu berkonsultasi dengan
om aku di awal – awal pemakaian.
Selain kendala pengaturan bahasa
pada handphone, aku sangat terkendala di jaringan atau sinyal. Berhubung desa
tempat kami tinggal lumayan terpencil, disana belum ada satupun Tower sinyal
atau BTS ( Base Transceiver System) yang dekat sehingga kadang pesan singkat
baru akan masuk saat aku tiba di sekolah yang kebetulan berlokasi di Kota. Jika
tidak begitu, setiap ingin melakukan panggilan, kami harus mencari tempat yang
setinggi – tingginya. Aku bahkan pernah mencoba memanjat pohon mangga di
samping rumah demi mencari sinyal yang
bagus. Jangan heran saat di tengah jalan, tidak jarang berjumpa dengan orang –
orang yang keluar rumah mondar madir demi mencari jaringan terbaik.
Satu hal lagi yang membuatku
kadang tidak habis pikir setelah memiliki sebuah handphone pada masa itu
adalah, saat tidur lagi nyenyak – nyenyaknya coba saja orang tua memanggil,
kadang pada panggilan kedua atau ketiga baru akan menyahut bahkan mungkin
kadang tidak mendengar. Hal ini berbanding terbalik saat handphone yang berdering.
Senyenyak apapun tidur kita, jika handphone yang berdering, akan dengan segera
terjaga dan buru - buru mengangkatnya,
itu hal yang sangat spontan. Selain itu, tidak jarang saat ada pesan singkat
yang kesasar dan panggilan yang tidak jelas sudah pasti Aku akan berlagak bak detective
untuk mencari tahu bagaimana bisa tahu nomor handphoneku yang kemudian berujung
kenalan. #Aduh
Sumber Gambar : dari Sini |
Seiring perkembangan zaman, technology
semakin pesat dan handphone semakin
canggih, akhirnya pada tahun 2007 handphone pertamaku berhasil tergantikan oleh
sebuah handphone Motorolla L6i yang aku beli sendiri dari hasil kerja paruh
waktu aku selama duduk di bangku kuliah. Setelah bersama selama kurang lebih
tiga tahun, akhirnya handphone yang masih layak untuk digunakan menjadi warisan
Ibu di rumah. Dengan begitu, Aku yang merantau jauh demi pendidikan bisa tetap
berkomunikasi dengan keluarga di rumah.
Sumber Gambar dari SINI |
Singkat Cerita, oleh – oleh handphone
pertama bagiku sudah pasti sesuatu yang sangat berkesan. Bersyukur pada masa
itu, aku memiliki kesempatan untuk memiliki sebuah handphone meski pada zaman
sekarang banyak yang menyebutnya dengan handphone pengganjal truk dan pelempar mangga.
Setidaknya aku bergitu bersyukur pernah menggunakannya. Ha ha
#Lathifah Ratih
Saya juga pernah punya nokia type seperti itu. Keren soalnya ada game ular-ularnya ^_^
BalasHapusMakasih sudah di follow balik :)
ha ha. betul sekali.... dan saya suka ^_^
HapusSama - sama F4dly
Ceritanya lucu euy... Sukses ya... Sdh ku follow, follow back yach
BalasHapusSalam
Terima kasih sudah berkunjung :)
HapusHp kakak iparta mirip hpnya tanteku....semula kukira remote, hehehe
BalasHapusHa ha ha ha.... Buangettt....
HapusBahkan remote skrg lebih tipis daripada itu yakkk...
Hahahha iyaa inget banget dulu tinggi-tinggian hape bat dapet sinyal. Sampe sms di atas jendela. :D
BalasHapusMakasih ya Mbak udah ikutan GA saya :)))
Makasih Juga Mbak Isti sudah berkunjung di Lapakku ^_^
Hapus