Balikpapan - Tanjung Tabalong |
Buat kami pencinta jalan – jalan, tanggal merah di akhir minggu adalah
kesempatan untuk berpetualang. Bulan
April di tahun 2014 terdapat hari yang sangat strategis untuk mengepak barang
dan mengambil ransel untuk berpetualang, 18 - 20. Setelah berdiskusi dengan
teman – teman yang suka jalan, kami sepakat bahwa pada hari itu, kami tidak
boleh tinggal diam di kediaman masing, menatap langit – langit dan dinding yang
tidak pernah menjanjikan apa-apa kecuali perlindungan dari hujan, dingin dan
panas. Hingga akhir diskusi, kami sepakat untuk berpetualang ke beberapa tempat
di Kalimantan selatan. Saat tempat telah
ditentukan, ada satu dilema yang akhirnya berujung banyaknya anggota yang
mengurungkan niat untuk berangkat dikarenakan transportasi yang tidak sesuai
dengan keinginan, kebanyakan menginginkan naik bus atau travel akan tetapi jika
kami menggunakan transport tersebut, kami akan terhalangi saat akan menuju ke
spot utama. Jadilah hanya kami berlima (Saya, Nurhuda, Kak Santi, Fredy dan
Syaipul) yang berangkat dengan menggunakan tiga sepeda motor. Rute perjalanan
Kami Balikpapan – Penajam – Paser - Tanjung Tabalong – Kandangan – Loksado –
Martapura – Banjarbaru – Banjarmasin – Pasar Terapung Lok Baintan – Banjarmasin
– Banjarbaru – Martapura – Tanjung Tabalong – Penajam – Balikpapan. Perjalanan
kami tempuh selama tiga sepertiga hari tiga malam. J
Balikpapan
– Penajam – Tanjung Tabalong
Setelah semalaman
mempersiapkan perjalanan yang membutuhkan mental dan fisik yang kuat serta
ransel dan perbekalan lainnya, akhirnya tepat pukul 6.20 pagi, saya dan salah
satu teman cowok meninggalkan kediaman menuju tempat berkumpul yang telah kami
tentukan sebelumnya, yakni pelabuhan penyebrangan Kampung Baru Balikpapan.
Sesampai disana, kami sudah mendapati teman kami Fredy menunggu kedatangan
rombongan. Sambil menunggu rombongan
yang masih berjumlah dua orang, kami akhirnya memilih untuk sarapan dulu. Saya
dan Nurhuda memilih menu Nasi Kuning + Air mineral.
Tepat pukul 07.58, seluruh
rombongan sudah berkumpul, setelah membaca doa bersama, akhirnya kami berlima
akhirnya membeli tiket penyebrangan via klotok sebanyak 3 Tiket untuk motor
@20.000,- (1 motor sudah termasuk 2
orang penumpang). Kami tiba di penajam tepat pukul 08.20 dengan selamat,
selanjutka kami meneruskan perjalanan darat hingga tiba di pertigaan Waru untuk
beristrahat sejenak.
Dari waru kami berencana melanjutkan perjalanan menuju
Tanjung Tabalong, disana dua orang rekan kami sudah menunggu untuk ikut serta
dalam Trip Nekat kami kali ini, namun di tengah perjalanan kami sempat berhenti
sekitar 20 menit dikarenakan ada kecelakaan lalu lintas yang mengharuskan salah
seorang teman kami harus turun tangan karena beliau lebih tahu perihal Safety
dalam segala Hal (Fredy).
Perjalanan kami berlanjut
hingga tepat waktu sholat jumat, rekan kami harus melaksanakan kewajiban dan
juga kami harus melaksanakan sholat duhur sebelum memasuki wilayah Baju Kajang.
Setelah kewajiban tertunaikan,kami akhirnya melanjutkan perjalanan dan berhenti
tepat di Batu Kajang untuk memenuhi hasrat lapar perut kami selama 30 menit
sekaligus beristrahat. Tepat pukul 16.15 kami memasuki perbatasan Kalimantan
Selatan, alangkah bahagianya kami saat mendapati tulisan “Selamat Datang di
Propinsi kalimantan Selatan”.
Memasuki wilayah Jaro, Kalimantan
selatan, kami akhirnya mengalami kelelahan lagi sebelum mencapai Tanjung
Tabalong, disana kami melaksanakan kewajiban di sore hari, melepas penat,
menghilangkan dahaga dan kemudian ikut larut dalam permainan anak – anak Jaro
yang begitu asik di tengah alam yang dikelilingi tebing – tebing tinggi
menjulang di sekitar wilayah mereka.
Kelar dengan candaan pelepas penat, kami
akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Tabalong. Kali ini perjalanan
agak melambat dikarenakan semakin buruknya jalan yang kami lewati. Tepat pukul
18:05, kami sampai di Hotel Aston Tanjung Tabalong, disana kami disambut hangat
kedua rekan kami (Om Jawardi & Dimas) yang sudah menunggu dari sore hari.
Karena Kami tiba tepat waktu
magrib, kami akhirnya diarahkan oleh Om Jawardi melaksanakan sholat Magrib di
mesjid Agung Tanjung Tabalong yang sangat Luar biasa indah. Khusus untuk yang
berjenis kelamin perempuan, sangat diwajibkan menggunakan penutup kepala
(Hijab) sebelum memasuki Mesjid ini, kecuali memang ingin di cegat security
karena melanggar peraturan. He he
BERSAMBUNG......
Ratih...mana sambungan ceritanya nih, sudah diposting atau belum...? Lanjutkan lagi bakat menulisnya ding, biar buanyaaak Journey yang bisa diceritakan.
BalasHapusOK... salam kenal ya