Loading...
Sabtu, 26 April 2014

Pulang [Part 3], Tujuh Tangga Bidadari di Bumi Tellu Limpoe

Lama baru bisa menyambung cerita sebelumnya, disebabkan banyak hal yang membuat hari - hari menjadi sedikit lebih sibuk dari biasanya (halah, alasan ) ^_^.

Kalau terakhir menceritakan Rute apa saja yang bisa ditempuh/dilalui saat ingin berkunjung ke Kabupaten Sinjai,kali ini aku akan kembali melanjutkan cerita kegiatan saya selama pulang bersama 4 orang pendatang baru ke Kota Sinjai.

Sebenarnya sebelum pulang, jadwal sudah kami susun sedemikian rupa agar tidak banyak waktu yang terbuang,setidaknya kami sudah tahu kemana saja kami akan pergi selama di Sinjai dan yang paling utama bagiku adalah bertemu keluarga besarku disana. Jadi sebisa mungkin ada waktu vacation bareng mereka.

Adapun beberapa tempat wisata yang dari awal telah kami rencanakan untuk kami kunjungi adalah :

  • Pantai Bira, Bulukumba
  • Pulau 9, Sinjai Pulau 9
  • Taman Purbakala, batu Pake Gojeng, Sinjai Utaran
  • Benteng Balangnipa, Sinjai Utara
  • Larea - rea, Sinjai Utara
  • Pelelangan Ikan, Lappa, Sinjai Utara
  • Air Terjun 7 Tingkat, Sinjai Tellu Limpoe
  • Kuliner buah, Tellu Limpoe
  • Wisata Alam, Malino (air tejun, berkuda, dll)
  • City Tour, Makassar (Losari, Kuliner, monumen mandala, Benteng Rotterdam, dll)
  • Bantimurung, Maros
Air Terjun Tujuh Tingkat

Dari semua tempat wisata itu, kami telah menyusun dengan sangat Baik, namun karena kami hanya bisa berencana, akhirnya hanya terealisasi beberapa tempat wisata saja. Setidaknya kami mendatangi 85% dari yang kami rencanakan.

Pintu masuk Air Terjun yang masih menggunakan Portal dari Bambu

Hari pertama saya di Sinjai dengan teman wanita saya,kami lalui dengan lancar sesuai rencana awal. Mengunjungi Air Terjun Tujuh Tingkat yang aku lebih senang menyebutnya tangga bidadari. Aku tidak akan banyak berkomentar jika ditanya kenapa aku menamainya tangga Bidadari. Hanya dengan mengendarai Motor sekitar 30 menit dari tempat tinggal saya. Kami sangat menikmatinya.

Semburan Air Tejun yang begitu deras dan bersusun dengan cantiknya membuat kami ingin berlama - lama disana. Untuk masuk ke sana, kami harus membayar uang masuk Rp. 2.500/Org, cukup murah untuk sebuah tempat wisata yang indah.

Ini bukan kali pertama ke Air Terjun Tujuh Tingkat, namun itu adalah ke Empat kalinya setelah sebelumnya datang dengan keluarga, kemudian dengan teman - teman Bloofers (Blog of Friendshi) Makassar, ketiga dengan dua orang sahabat Samarinda Backpakers bersaudara yang jauh - jauh datang dari Samboja, Kalimantan Timur, dan Yang terakhir ini (berharap bukan yang terakhir), dengan salah satu teman dari Backpakers Balikpapan, Kalimantan Timur.

Bersama teman - teman Bloofers, Makassar (Uchank, Emi, Aku, Uthy & Adi)

Bersama teman Backpakers Samarinda (Mbak Tri dan saudarinya Ika)
Bersama Backpaker Balikpapan (Rara, Aku)
Memang untuk hari  -  hari biasa, tidaklah ramai, berbeda saat hari Libur sekolah dan hari libur Nasional.
Setidaknya kami tetap menikmatinya, dan tanpa ada orang lain yang mengganggu kami bercumbu dengan indahnya alam yang masih asri dan alami.

Sisi kira dan kanan air terjun ditumbuhi berbagai macam tumbuhan alam yang sangat alami. pada bagian atas depan Air terjun terdapat sebuah jembatan gantung yang sudah sangat lapuk, sangat tidak rekomendasi untuk dilewati.
Jembatan Gantung yang sudah melapuk pada sisi depan atas air terjun

Aku sangat menyayangkan pemerintah setempat, khususnya pemerintah Kabupaten Sinjai yang menurutku kurang melirik potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Setidaknya itu bisa menjadi sumber pendapatan daerah yang jika di kelola dengan baik.

Terus terang, aku adalah salah satu dari sekian banyak warga Sinjai yang tetap bangga dengan potensi wisata yang dimiliki kabupaten Sinjai. Terbukti sudah beberapa kali Aku mendatangkan pengunjung dari berbagai daerah bahkan mancanegara.

Meskipun ada sedikit demi sedikit perubahan di sekitar air terjun, diantaranya telah diperbaikinya tangga untuk menuju pusat air terjun dan dibangunnya beberapa gazebo yang bisa digunakan sebagai tempat melepas penat. Namun, bagaimanapun kerja keras seorang pemerintah daerah akan potensi yang dimiliki daerahnya tetap sangat diperlukan. (Bersambung)

#Lathifah Ratih

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP