Loading...
Senin, 02 Februari 2015

Didekap Laut Berselimut Ombak

Hobby, adalah sesuatu yang sering dilakukan dikarenakan rasa nyaman saat melakukannya. Hobby juga seringkali menjadi pelarian ternyaman dari sumpeknya rutinitas pekerjaan yang menyita banyak waktu dan tenaga dan pikiran. Ada banyak sekali jenis hobby yang kadang memiliki peminat yang sama antara satu  dengan yang lainnya. Tidak jarang satu orang memiliki hobby yang lebih dari satu, sebut saja saya sendiri.
Saya memiliki beragam hobby mulai dari yang paling santai sampai hobby yang mungkin bisa dibilang memiliki resiko yang tinggi. Selain menulis dan membaca, menikmati pemandangan dari puncak gunung, menikmati sunset di senja hari, bersosialisasi dan olahraga, travelling dan menikmati indahnya pantai serta pulau-pulau dan keindahan bawah lautnya. Salah satu hobby yang paling beresiko untuk seorang pemula seperti saya adalah berenang atau menyelam di laut lepas.

Meski saya masih sering merasa panik saat pertama menceburkan diri kedalam air, setidaknya saya belajar mencintai laut, mencintai ciptaan Allah dengan cara yang berbeda. Masuk kedalam komunitas yang selalu ingin tahu, baik itu komunitas gunung, hutan dan laut dan lainnya membuat saya semakin banyak sahabat, teman dan kerabat yang berarti peluang silaturrahmi semakin lebar. Bukankan Allah sendiri mencintai hambanya yang gemar bersilaturrahmi? Yap.... Selama ikatan silaturrahmi terjalin dengan baik, kenapa tidak?
Berbicara tentang hobby dan laut. Komunitas pencinta laut semakin menjamur, mulai dari freedive, penembak ikan, pencinta snorkeling, scuba diving dan berbagai macam lainnya. Semua komunitas yang kemudian saat bertemu dengan hal yang dicintainya pastinya akan bersukacita, tidak terkecuali pencinta laut.

Hari ini, salah seorng teman, sahabat, kerabat dan keluarga kami akhirnya berpulang menghadap-Nya di usia 32 tahun. Amir Celebes yang sering dipanggil kak Ami menghembuskan nafas terakhir dalam dekapan laut dan selimut ombak sang pencipta. Beliau ditemukan di perairan selat makassar, tepatnya diwilayah beras basah, Bontang setelah pencarian selama tiga hari oleh tim pencari dan gabungan sahabat - sahabat kami sesama pencinta laut setelah dihari sebelumnya ditemukan alat pemanah ikan buatannya sendiri yang sering beliau gunakan untuk menunjang Hobbynya.

Kejadiannya tidak saya tahu jelas, hanya kabar hilangnya setelah menceburkan diri kelaut dari jam 8 pagi guna mencari ikan dengan alat setianya yang hinggal pukul 13 siang belum juga naik kepermukaan. Begitulah cara Allah melihat cinta hambaNya. Kak Amir mencintai laut, Allah juga mencintai kak Amir dan juga mencintai LautNya, dan ternyata laut Allah juga mencintai kak Amir.
Meski saya belum pernah bertemu langsung dengan beliau, saya bisa berkesimpulan bahwa beliau adalah orang yang baik. Terbukti dari cepatnya beliau menyatu dan akrab denga  teman - teman kami pada moment - moment kopdar.

Innalillahi wainna ilaihi rojiun, hanya kepadaNya tempat kami kembali. Itu adalah nyata, bahawa siapapun yang hidup di dunia ini akan merasakan itu. Jika Allah berkehendak, tidak ada satupun yang bisa mengubahnya. Semua telah ditentukan bahkan sebelum kami lahir kedunia. Duka sudah pasti ikut saya rasakan meski belum pernah bertemu dan salam sapa, namun itulah kami, Pencinta laut, penikmat ciptaan Allah.

Hanya doa doa terbaik kami yang bisa kami kirimkan kepada-Nya, berharap beliau ditempatkan di tempat terbaik disisi-Nya. Harapan besar kami semoga keluarga, sahabat dan kerabat yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Selamat jalan kak Amir, yang tenang didalam dekapannya.



*Tulisan ini sengaja saya dedikasikan kepada Almarhum kak Amir disana, sebagai bentuk duka mendalam kami

Makassar, 2 Februari 2015
#LathifahRatih





0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP