Loading...
Senin, 28 Mei 2012

Wisata Jantur Inar Water Fall

Hari Ahad atau minggu adalah hari yang saya tunggu setiap minggunya, selain hari mencuci sedunia, hari untuk istrahat dari tumpukan - tumpukan dokumen kantor dan waktu untuk refreshing atau jokka.

Setelah sekian lama berkeinginan mengunjungi tempat wisata Jantur Inar Water Fall, akhirnya hari minggu tanggal 27 Mei 2012 saya pun berkesempatan untuk mengunjunginya setelah di ajak dengan seorang teman asli suku dayak. Meski awalnya ragu karena cuaca sedikit mendung, tapi akhirnya saya tetap pergi karena rasa penasaran akan tempat wisata yang konon memiliki cerita mistik ini.

Wisata Jantur Inar terletak di kampung temula, sekitar 30KM dari Sendawar. Objek wisata Jantur inar merupakan wisata alam air terjun dengan ketinggian kurang lebih 60 meter. Untuk mencapai lokasi, bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Untuk sampai ke objek wisata Inar, saya harus melalui beberapa kampung diantaranya, muara lawa, simpang damai, mencimai, enkuni pasek, pepas Eheng, Muut dan Terajuk. Selain objek wisata Air Terjun Jantur Inar, saya juga melihat objek wisata lain yaitu, Rumah Adat khas orang dayak, yaitu Lamin Eheng. 

Rumah Adat Dayak, Lamin Eheng  yang di huni 32 kepala Keluarga
Rumah Adat khas Dayak yang disebut Lamin atau Longhouse yang dihuni 32 Kepala Keluarga, Rumah adat ini saya lewati saat perjalanan ke Wisata Air Terjun Jantur Inar.  Longhouse ini dibangun sejak tahun 1964 dengan panjang 67 meter dan hanya terdiri tidak lebih dari 7 depa saja. Longhouse ini masih asli dengan dinding terbuat dari kulit kayu, walaupun ada beberapa bagian yang telah direnovasi menggunakan papan kayu. Didalamnya ada beberapa kamar yang disediakan untuk kaum perempuan, sementara para laki-laki tidur di luarnya. 

Tiket Masuk
Untuk Masuk ke Lokasi Objek Wisata harus membeli tiket terlebih dahulu. Adapun rincian Tarif yang di kenakan untuk pengunnjung yg membawa motor RP. 2.000,-/motor, untuk orang Rp. 2.000,-/orang dan untuk mobil Rp. 5.000,-/mobil. Karena saya datang dengan mengendarai roda empat alias mobil berarti harus mengeluarkan Rp. 5.000,- + Rp. 2.000,- x jumlah orang. Lumayan murah kan??? :)

Pemandangan pertama, Jalan Setapak menuju Lokasi Air Terjun
Gambar diatas adalah pemandangan pertama yang akan kita jumpai saat sampai d lokasi. Terdapat Jalan setapak menuju Lokasi tempat air terjun Jantur Inar berada.

Mesjid di Jantur Inar

Yang membuat saya kagum dengan tempat ini adalah adanya sebuah mesjid yang tidak kecil pas di samping kanan jalan setapak menuju lokasi Air Terjun. Suatu kebanggaan tersendiri saya sebagai seorang Muslim. Meskipun daerah ini mayoritas penduduknya non-muslim, namun menurut informasi penjaga mesjid, ditempat inilah berkumpul para warga yang beragama islam untuk melaksanakan shalat dan dari tempat ini pulalah banyak penduduk - penduduk setempat yang menyatakan diri memeluk islam (baca : Muallaf). menurut penjaga mesjid, lokasi mesjid ini tergolong strategis karena mudah di akses penduduk sekitar dan tempat wisata yang rutin di kunjungi orang.

Tangga Turun ke Pusat Air Terjun
Setelah melewati jalan setapak kurang lebih 20 meter, saya disambut dengan papan  "Selamat Datang" pas di bibir tangga menuju pusat jatuhnya air terjun. 

Papan Himbauan
Berhubung tangga dan lokasi kurang mendapat perawatan, tangga yang dilewati lumayan licin, sehingga dipasanglah papan Himbauan ini, itupun banyak yang sudah dilanggar, paling memprihainkan adalah masalah sampah yang berserakan dimana - mana.


Tangga batu menuju pusat air terjun
Untuk melihat keindahan Jantur Inar pengunjung harus menuruni sekitar 200 anak tangga berjarak 20 centi meter satu sama lain. 

Selain tangga batu pada gambar diatas, kami juga harus melalui tangga kayu yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan alias kayunya sudah mulai lapuk sehingga pengunjung harus berhati - hati untuk melewatinya.
Menikmati pemandangan dan suara gemercik air yang menghantam bebatuan
Sesampai di tempat peristrahatan pertama, saya disuguhi pemandangan air terjun yang sangat menakjubkan. Tapi sayang tempat peristrahatan tak seindah yang saya bayangkan, bangunannya sangat memprihatinkan alias sudah hancur akibat pohon tumbang dan tidak terawat, kondisi memprihatinkan juga terlihat dari banyaknya coretan - coretan di tembok, sangat disayangkan.

Tempat peristrahatan ke dua
Setelah mengambil beberapa gambar di tempat peristrahatan pertama, saya melanjutkan ke bawah lagi, yaitu tempat peristrahatan ke dua. bangunan yang pas menghadap ke air jatuh ini juga kondisinya tidak jauh beda dengan bagunan sebelumnya. Atap yang roboh dan bangunan yang tidak terawat. Sayang sekali semua kurang diperhatikan.

Di tempat ini, saya berjalan mendekati air terjun untuk mengambil gambar dan sekedar cuci muka, tapi belum sampai di pusat jatuhnya air seluruh pakaian saya basah kuyup akibat percikan hempasan air di bebatuan yang membuat saya sulit untuk mengambil gambar. Setiap gambar yang ingin saya ambil selalu saja hasilnya kabur karena kamera terkena percikan-percikan air sungai.  Air yang sangat dingin khas air terjun begitu menyejukkan saat kucoba untuk membasuh wajah saya. Rasa syukur tak henti - hentinya saya ucapkan atas nikmat Allah berupa kesempatan untuk mengunjungi alam ciptaannya yang begitu indah mengiringi cidukan demi cidukan  air yang saya ambil untuk membasuh wajah saya.


Masih PD berfoto padahal sudah Basah Kuyup kena Percikan Air, Sangat Menakjubkan...!!!
Setelah menikmati bekal yang saya bawa, dan puas memandangi air yang tak ada habisnya jatuh, Akhirnya saya memutuskan untuk pulang, berhubung hari juga sudah sore, takut kemalaman sampai d Mess.

Pengunjung lain
Selain saya dan temanku, ada banyak juga pengunjung lain yang sudah bersiap - siap untuk pulang.

Sampai Jumpa Lagi Jantur Inar


Pengalaman menyusuri wisata di Kutai Barat belum berakhir, insya Allah akan saya susuri tempat - tempat wisata lainnya... ^___^ Semoga perjalanan saya tak sekedar perjalanan sia - sia. Setidaknya ada hikmah dan manfaatnya. Untung - untung bisa jadi referensi teman - teman atau siapa saja yang ingin berkunjung.

^Salam Petualang^

Kutai Barat, 28 Mei 2012

"Cintai Alammu dan Alampun akan mencintaimu"

Lathifah Ratih

Sumber foto : hendryagung.blogspot.com


11 komentar:

  1. wah keren..., selalu suka jika baca2 tentang kendahan alam dan budaya daerah..

    sayang alam seindah itu dibiarkan tdk terurus, padahal jika di rawat dengan baik bisa jadi tempat pariwisata yg bagus, otomatis bisa mendatangkan masukan dari pemda dan menciptakan lapangan kerja warga sekitar...

    makasih udah posting ini

    BalasHapus
  2. Indah. Liat jalannya, aku jadi ingat sebuah tempat yang mirip dengan jalannya yang memiliki tanggu penurunan yang sangat banyak dan panjang. Hampir sama.

    BalasHapus
  3. Wuiihh..
    Selalu suka dengan alam..
    dan tempatnya itu kak :O
    waw...
    keren..
    mau liat suku dayak dan bicara sm mereka dengan bahasa mereka. *ah ini sy ngomong apa*

    Fighting kak lara :D

    BalasHapus
  4. waaaaaaaw..
    ini tuh namanya keren!
    daebak!
    jadi pengen jalan2 ke sana, udah lama ga berpetualang, pantesan ide suka mumet gini (curhat) hehehe..

    BalasHapus
  5. menakjubkan, cocok kalau jalankesana berdua memadu cinta yang ikhlasdan saling mengikat janji dibawah gemericik air terjun..ahay

    salam kenal dan semoga sehat selalu agar terus dapat berbagi keindahan yang lain.

    BalasHapus
  6. @Kang Insan : Iya, Betul sekali kang, sangat disayangkan.
    @Sadah : Iya.... Sy betul - betul Takjub
    @Uchank : Emang bisa Bahasa Dayak? Aku Bisanya cuma "Meneho", "Momeko"
    @Irma : Ayoooooo...... saya siap nemenin deeeh.. hehe
    @Cilembu : wkwkwkwk.....Prikitiewww..... Amiiin... Maksih,,, salam Kenal Balik :D

    BalasHapus
  7. mbaknya ini penjelajah ya?


    smbc-surabaya.blogspot.com

    BalasHapus
  8. @Yaqin : iya... pengen Keliling Indonesia dan Dunia.... ^_^

    BalasHapus

 
TOP