Loading...
Senin, 22 Desember 2014

Mengejar Senja di Tanjung Tabalong

Balikpapan - Tanjung Tabalong
Buat kami pencinta jalan – jalan, tanggal merah di akhir minggu adalah kesempatan untuk berpetualang.  Bulan April di tahun 2014 terdapat hari yang sangat strategis untuk mengepak barang dan mengambil ransel untuk berpetualang, 18 - 20. Setelah berdiskusi dengan teman – teman yang suka jalan, kami sepakat bahwa pada hari itu, kami tidak boleh tinggal diam di kediaman masing, menatap langit – langit dan dinding yang tidak pernah menjanjikan apa-apa kecuali perlindungan dari hujan, dingin dan panas. Hingga akhir diskusi, kami sepakat untuk berpetualang ke beberapa tempat di Kalimantan selatan. Saat  tempat telah ditentukan, ada satu dilema yang akhirnya berujung banyaknya anggota yang mengurungkan niat untuk berangkat dikarenakan transportasi yang tidak sesuai dengan keinginan, kebanyakan menginginkan naik bus atau travel akan tetapi jika kami menggunakan transport tersebut, kami akan terhalangi saat akan menuju ke spot utama. Jadilah hanya kami berlima (Saya, Nurhuda, Kak Santi, Fredy dan Syaipul) yang berangkat dengan menggunakan tiga sepeda motor. Rute perjalanan Kami Balikpapan – Penajam – Paser - Tanjung Tabalong – Kandangan – Loksado – Martapura – Banjarbaru – Banjarmasin – Pasar Terapung Lok Baintan – Banjarmasin – Banjarbaru – Martapura – Tanjung Tabalong – Penajam – Balikpapan. Perjalanan kami tempuh selama tiga sepertiga hari tiga malam. J
  
Balikpapan – Penajam – Tanjung Tabalong

Setelah semalaman mempersiapkan perjalanan yang membutuhkan mental dan fisik yang kuat serta ransel dan perbekalan lainnya, akhirnya tepat pukul 6.20 pagi, saya dan salah satu teman cowok meninggalkan kediaman menuju tempat berkumpul yang telah kami tentukan sebelumnya, yakni pelabuhan penyebrangan Kampung Baru Balikpapan. Sesampai disana, kami sudah mendapati teman kami Fredy menunggu kedatangan rombongan.  Sambil menunggu rombongan yang masih berjumlah dua orang, kami akhirnya memilih untuk sarapan dulu. Saya dan Nurhuda memilih menu Nasi Kuning + Air mineral.

Tepat pukul 07.58, seluruh rombongan sudah berkumpul, setelah membaca doa bersama, akhirnya kami berlima akhirnya membeli tiket penyebrangan via klotok sebanyak 3 Tiket untuk motor @20.000,-  (1 motor sudah termasuk 2 orang penumpang). Kami tiba di penajam tepat pukul 08.20 dengan selamat, selanjutka kami meneruskan perjalanan darat hingga tiba di pertigaan Waru untuk beristrahat sejenak. 

Dari waru kami berencana melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Tabalong, disana dua orang rekan kami sudah menunggu untuk ikut serta dalam Trip Nekat kami kali ini, namun di tengah perjalanan kami sempat berhenti sekitar 20 menit dikarenakan ada kecelakaan lalu lintas yang mengharuskan salah seorang teman kami harus turun tangan karena beliau lebih tahu perihal Safety dalam segala Hal (Fredy).




Perjalanan kami berlanjut hingga tepat waktu sholat jumat, rekan kami harus melaksanakan kewajiban dan juga kami harus melaksanakan sholat duhur sebelum memasuki wilayah Baju Kajang. 

Setelah kewajiban tertunaikan,kami akhirnya melanjutkan perjalanan dan berhenti tepat di Batu Kajang untuk memenuhi hasrat lapar perut kami selama 30 menit sekaligus beristrahat. Tepat pukul 16.15 kami memasuki perbatasan Kalimantan Selatan, alangkah bahagianya kami saat mendapati tulisan “Selamat Datang di Propinsi kalimantan Selatan”.


Memasuki wilayah Jaro, Kalimantan selatan, kami akhirnya mengalami kelelahan lagi sebelum mencapai Tanjung Tabalong, disana kami melaksanakan kewajiban di sore hari, melepas penat, menghilangkan dahaga dan kemudian ikut larut dalam permainan anak – anak Jaro yang begitu asik di tengah alam yang dikelilingi tebing – tebing tinggi menjulang di sekitar wilayah mereka. 








Kelar dengan candaan pelepas penat, kami akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Tabalong. Kali ini perjalanan agak melambat dikarenakan semakin buruknya jalan yang kami lewati. Tepat pukul 18:05, kami sampai di Hotel Aston Tanjung Tabalong, disana kami disambut hangat kedua rekan kami (Om Jawardi & Dimas) yang sudah menunggu dari sore hari.



Karena Kami tiba tepat waktu magrib, kami akhirnya diarahkan oleh Om Jawardi melaksanakan sholat Magrib di mesjid Agung Tanjung Tabalong yang sangat Luar biasa indah. Khusus untuk yang berjenis kelamin perempuan, sangat diwajibkan menggunakan penutup kepala (Hijab) sebelum memasuki Mesjid ini, kecuali memang ingin di cegat security karena melanggar peraturan. He he


BERSAMBUNG......

1 komentar:

  1. Ratih...mana sambungan ceritanya nih, sudah diposting atau belum...? Lanjutkan lagi bakat menulisnya ding, biar buanyaaak Journey yang bisa diceritakan.
    OK... salam kenal ya

    BalasHapus

 
TOP