Melanjutkan Cerita Jelajah Kalimantan Selatan sebelumnya....
Bersambung.....
Air Terjun Haratai merupakan Air Terjun yang begitu menawan yang terletak di Desa hatai, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai kalimantan Selatan. Jika di ukur dari Kota Kaupaten Kandangan, Jarak kurang Lebih 40 KM.
Untuk Mencapai air Terjun Haratai lebih cepat, Transportasi yang bisa digunakan satu - satunya hanya sepeda motor. Akan lebih mudah jika menggunakan Kendaraan pribadi sendiri jika dibandingkan dengan menggunakan Ojek setempat. Menurut penduduk setempat, apabila menggunakan Ojek dari Lokasi Bambu Rafting, Loksado, harus merogoh kocek 50.000 - 60.000 pulang pergi.
Karena Kami menggunakan kendaraan Sendiri dari Kota Balikpapan, perjalanan menuju pusat air Terjun Haratai tidak mengalami kendala yang berarti. Sepanjang jalan Cor yang kami lewati, kiri dan kanannya ditumbuhi pepohonan yang hijau serta rumpun bambu yang menawarkan keteduhan. Sepanjang perjalanan rute yang kami lalui meski sangat ekstream, berliku, menurun dan menanjak serta licin karena hujan tiada henti namun kami isa melaluinya. Selain jalan cor, kami juga melalui banyak jembatan gantung dari kayu mulai dari yang apaling bagus sampai yang
alakadarnya, dibawahnya mengalir air jernih dari sungai - sungai kecil. Meski demikian, tidak lantas menyurutkan niat kami untuk sampai di air terjun Haratai.
Jarak air
terjun dari penginapan kami di Loksado kurang lebih 8 km, untuk mencapainya kami
harus Melewati perkampungan masyarakaat gunung meratus (Suku Dayak Meratus) yang mayoritas beragama
Kristen. Karena kadang jalan yang kami lewati begitu terjal boncengan harus sesekali turun dari kendaraan jika tidak ingin celaka. Tidak cukup dengan mengendarai motor demi
menyaksikan langsung dan menikmati percikan air terjun Haratai, kami kemudian
harus Trekking beberapa menit setelah memarkir motor di tengah kebun karet.
Ditengah perjalanan, kami sempat berpapasan dengan bocah penduduk Asli setempat yang akan menuju ke Ladangnya. Nurhuda akhirnya bertanya apakah dia sekolah, katanya "Iya" dia menjawab dengan pasti. Untuk menuju ladangnya, si bocah harus berjalan kaki dengan sebuah keranjang/tas khas dayak di punggungnya. Saya menengok kedalam tasnya, disan terdapat perlengkapan berladangnya dan sebuah buku. Saya begitu kagum, bocah seusinya sudah mampu membantu orang tuanya berladang serta menyempatkan diri untuk membawa bukunya kemanapun.
Setelah perjuangan menaiki anak tangga yang menuju pusat air terjun, akhirnya kami sampai juga. Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya mengalahkan suara hempasan air yang jatuh dibawah sana.
![]() |
Air Terjun Haratai |
Suara percikan air terjun semakin
terdengar menggoda saja membuat kelelahan pendakian diakhir trekking terlupakan seketika. Percikan air yang begitu
sejuk akhirnya menarik minat saya untuk berenang di sekitar pusat jatuhnya air, sangat wajib dicoba.
Meski beberapa dari kami tidak bisa berenang, mereka tetap mencoba untuk bersentuhan dan berendam untuk menikmati sejuknya Air Terjun Haratai. Tanpa terasa, mataharipun semakin tinggi, itu berarti
saatnya kami harus berbenah, kembali ke penginapan berkemas untuk melanjutkan
perjalanan karena masih banyak tujuan wisata menarik yang menunggu kami.
Bersambung.....
Keren mbak..
BalasHapusClick to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.