Loading...
Sabtu, 28 Februari 2015

Langsat Manis Sang Kakek

MAKASSAR--Hari itu (26/2), saya mengacu sepede motor setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan di divisi menuju kantor pusat. Ditengah perjalanan, tepatnya di jalan Sungai Saddang Baru, saya melihat seorang kakek penjual Langsat sedang berhenti menunggu pelanggannya. Melewati sang Kakek, saya yang semula tidak berniat membeli langsat tiba-tiba tergerak hatiku untuk membelinya. Spontan saya motot saya Rem dan kemudian berputar arah menghampiri sang kakek yang kebetulan menunggu di arah yang berbeda dengan saya.
Kakek Penjual Langsat
Terus terang, saya lebih tertarik untuk membeli jualan orang - orang lanjut usia daripada harus memberikan sedekah kepada peminta - minta di jalan. Menurutku, pekerjaannya jauh lebih mulia daripada meminta dan mengharap belas kasih orang dengan menengadahkan tangan.

Awalnya saya bertanya tentang harga langsat yang beliau jual perkilonya. Ternyata harganya lebih mahal 2.500 jika di bandingkan dengan langsat yang mobil - mobil pick up jual di pinggir jalan.
Sembari sang kakek menimbang pesanan saya, saya akhirnya bertanya tentang kenapa dia menjual lebih mahal dan tentang keluarganya. Katanya dia memang menjual lebih mahal karena itu senilai dengan kerja kerasnya mengayuh sepedanya dari Pasar Pannampu menuju Kota Makassar demi menjual langsatnya.

Lanjut daripada itu sang kakek juga bercerita bahwa takarannya juga jujur, alias lebih mengutamakan harha yang jujur ketimbang mengumbar harga murah sementara takaran kilo langsatnya tidak cuku.
Memang ada banyak kasus, pelanggan membeli langsat yang murah dam manis dengan harapan takaran sesuai akan tetapi saat tiba di rumah dan di takar ulang, ternyata tidak sesuai dengan takaran yang sebenarnya.

"Saya itu memang mahal jualnya nak, tapi tidak kurang itu timbangangku" ungkap kakek yang kata beliau memiliki anak empat orang ini lengkap dengan bahasa Makassarnya yang kental.
Beliau juga bercerita banyak saat saya tanya tentang keluarganya, salah satunya adalah berita duka yang baru di alaminya. Cucu ke eempatnya  belum lama ini meninggal dunia dikarenakan ada kanker di kepalanya.

Saya kemudia hanyut dalam cerita sang kakek, sehingga membuat saya kembali menambah pesanan saya menjadi 2 kilo.

Karena hari sudah mask siang, saya akhirnya pamit setelah memberikan uang kepada sang Kakek.

27.02.15
#LaRa


0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP