Loading...
Jumat, 18 Februari 2022

Ibu, Profesi Paling Mulia

Lama tidak menulis di lapak ini. Saya telah nelewatkan begitu banyak waktu untuk berbagi cerita bagaimana keseharian saya menjadi seorang Istri, Ibu dan seorang abdi negara

Hari ini, saya masih berada di ruang perawatan tulip II lantai 3 salah satu rumah sakit swsta di Makassar, menatap nanar sang mujahid kecil Kami yang masih berusia 5 bulan 18 hari, tergolek tak bedaya dengan selang infus ditangan kanannya

Hari ini hari ketiga Kami menempati ruangan ini, salah satu ikhtiar Kami agar dia segera pulih dan tersenyum kembali. Iya, dia sedang sakit, demam naik turun sejak hari ahad lalu dan terus terulang setiap 6 jam, bintik merah atau ruam memenuhi seluruh tubuh dari kepala sampai kaki

Setelah dirawat seadanya di rumah dan bolak balik IGD dan Klinik akhirnya Kami memutuskan untuk opname sejak hari Kamis, dan dokter fix mengatakan bahwa bayi sholeh Kami terpapar Virus Campak yang entah dari siapa di usianya yang sekarang dan seharusnya baru dapat vaksinnya nanti diusia 9 bulan

Yah, ini sudah menjadi ketetapan Allah, yang insyaAllah akan Kami terima dengan sabar dan tawakkal. Hati seorang Ibu mana yang tidak sakit melihat buah hatinya terbaring lemah tak berdaya, lengan di tusuk jarum kiri dan kanan untuk keperluan pengambilan sampel darah, pemasangan infus dan skin test
Hari inipun lengan kanan, tempat terpasangnya infus harus dilepas dan diganti ke kaki karena lengan sudah mulai membengkak. Ya Robbi, nyerii rasanya dalam dada ini, hanya bisa menatap dengan mata berkaca - kaca melihatnya teriak setiap kali jarum dan cairan membuatnya nyeri dan tidak nyaman.
Belum lagi bibirnya yang terus memerah, berdarah dan mengering karena demam. Alat nebulizer yang berbunyi mengeluarkan uap ke hidung dan mulutnya setiap 12 jam, perih benar - benar perih melihat bayi mungil Kami harus melalui semuanya diusianya yang sekarang

Hasil foto Thorax kemarin menunjukkan bahwa terdapat bercak pada bagian paru atau gejala ada pneumonia. Sesak dada ini, Ingin rasanya menyalahkan diri sendiri yang setiap hari membawanya ke kantor sejak usia 3 bulan karena belum menemukan penjaga yang bisa amanah, dan sang papa pun jauh di pulau cenderawasih sana

Perasaan berkecamuk, menjaganya sendiri di ruangan hampa ini dengan hati dan pikiran terpecah, sang kakak di Gowa yang sementara waktu bersama sang nenek dan separuh lagi terbawa sang Papa jauh disana, selebihnya bersama mujahid kecil Kami yang masih menunggu keajaiban itu datang

Harapan semoga segera menjadi kenyataan, bersua bersama dan tertawa dalam keadaan sehat walafiat. Saya masih terus yakin bahwa Tuhan memberikan cobaan seperti ini karena tahu bahwa Kami sanggup bersabar, InsyaAllah hadiah Tuhan akan indah dan Manis esok

Sabtu, 19 Februari 2022
Rs.Malebu Husada

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP