Loading...
Selasa, 20 Mei 2014

Berburu Sinyal dengan Handphone Pelempar Mangga

Daripada menyimpan kenangan masa lalu yang lucu sendirian, ada baiknya di ceritakan. Mungkin saja bisa membuat yang membacanya tersenyum atau mungkin tertawa terpikal – tepikal, kan lumayan meluruskan urat wajah yang sudah semakin mengendur akhir – akhir ini #eh. Setidaknya yang membaca bisa mengenang juga pengalaman serupa kali yah. Ha ha

Oke, kali ini pengen nulis cerita tentang Handphone Pertama yang aku punya. Selain untuk menuliskan untuk koleksi pribadi, tulisan ini aku ikutkan dalam program Giveaway. Kan lumayan, bercerita dan mengenang masa – masa pertama punya handphone sekaligus dapat hadiah kalau beruntung. (kalau beruntung loh yah), makanya doakan… he he

Sumber Gambar : dari Sini
Terus terang aku pertama kali melihat handphone dari zaman lulus Sekolah Dasar tahun 1999. Waktu itu aku berkunjung ke rumah keluarga di Kota Balikpapan dengan Bapak, disana aku lihat ada handphone dengan ukuran besar, layar masih hitam putih dengan antenna pada bagian kiri dan gantungan besar pada bagian kanan. Waktu itu, kakak iparku yang lebih dulu memiliki barang seperti itu di wilayahnya karena kebetulan beliau kerja di kantor Telkom dan itu adalah pembagian dari kantornya, begitu penjelasan kakak sepupuku dengan menggebu – gebu. Aku baru tahu kalau itu adalah handphone. Ha ha #kasihan

Detik berganti menit, menit berganti jam dan akhirnya menjelma menjadi tahun. Ada keinginan untuk memiliki handphone, apa daya keluarga cukup pas – pasan dan aku sama sekali tidak memiliki keberanian untuk meminta barang yang masih terbilang sangat mewah pada masa itu, belum lagi di tempatku yang cukup jauh dari kota sehingga sudah pasti tidak ada jaringan disana.

Namun akhirnya kesabaranku berbuah manis pada pertengahan di semester ketiga di tahun 2004. Tepat di kelas dua Sekolah Menengan Kejuruan, Adek kandung Ibu datang dari Negeri Jiran, Malaysia dan memberikanku sebuah handphone. Meskipun handphone tersebut bekas pakai om Aku alias second waktu itu, alangkah gembiranya rasanya diberikan handphone Nokia Type 3315 dengan layar hitam putih lengkap dengan sebuah casing cadangan dengan gambar kartun. Jadilah aku kemana – mana membawanya dengan mengalungkan tali panjang warna pink di leher meski tidah ada sinyal maupun pulsa. Ha ha 
Sumber Gambar : Dari SINI
Bisa dibayangkan bagaimana senangnya hati saat mendapat pemberian dari omku waktu itu. Aku satu – satunya yang mendapatkan hadiah handphone dikarenakan aku cucu pertama dari keluarga ibu dan cucu pertama di keluarga Bapak yang berhasil masuk ke jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan setelah setelah melewati moment menegangkan, yakti tradisi perjodohan yang sudah turun temurun keluargaku anut. Aku merasa sangat bangga dengan handphone itu, selalu saja aku membuatnya berdering dengan memainkan nada demi nada yang ada. Kadang aku kaget sendiri saat handphone berdering, buru – buru mengangkat dan mengatakan “Halo” tapi tak ada jawaban. Aku baru akan sadar setelah mengecek bahwa itu adalah alarm dan saat itu tidak ada sinyal. ^_^ #malu
Sumber Gambar : Disini
Namun ada kendala besar yang aku hadapi, yakni bahasa yang tertera pada pada layar handphone selain bahasa aneh yang tidak aku mengerti, hanya terdapat bahasa Malaysia yang kadang membuatku pusing saat harus mencari persamaan kata yang tertera pada Layar ke dalam bahasa Indonesia. Dengan terpaksa, aku masih harus selalu berkonsultasi dengan om aku di awal – awal pemakaian.

Selain kendala pengaturan bahasa pada handphone, aku sangat terkendala di jaringan atau sinyal. Berhubung desa tempat kami tinggal lumayan terpencil, disana belum ada satupun Tower sinyal atau BTS ( Base Transceiver System) yang dekat sehingga kadang pesan singkat baru akan masuk saat aku tiba di sekolah yang kebetulan berlokasi di Kota. Jika tidak begitu, setiap ingin melakukan panggilan, kami harus mencari tempat yang setinggi – tingginya. Aku bahkan pernah mencoba memanjat pohon mangga di samping rumah  demi mencari sinyal yang bagus. Jangan heran saat di tengah jalan, tidak jarang berjumpa dengan orang – orang yang keluar rumah mondar madir demi mencari jaringan terbaik.

Sumber Gambar : dari Sini
Satu hal lagi yang membuatku kadang tidak habis pikir setelah memiliki sebuah handphone pada masa itu adalah, saat tidur lagi nyenyak – nyenyaknya coba saja orang tua memanggil, kadang pada panggilan kedua atau ketiga baru akan menyahut bahkan mungkin kadang tidak mendengar. Hal ini berbanding terbalik saat handphone yang berdering. Senyenyak apapun tidur kita, jika handphone yang berdering, akan dengan segera terjaga dan buru  - buru mengangkatnya, itu hal yang sangat spontan. Selain itu, tidak jarang saat ada pesan singkat yang kesasar dan panggilan yang tidak jelas sudah pasti Aku akan berlagak bak detective untuk mencari tahu bagaimana bisa tahu nomor handphoneku yang kemudian berujung kenalan. #Aduh

Seiring perkembangan zaman, technology semakin pesat dan handphone  semakin canggih, akhirnya pada tahun 2007 handphone pertamaku berhasil tergantikan oleh sebuah handphone Motorolla L6i yang aku beli sendiri dari hasil kerja paruh waktu aku selama duduk di bangku kuliah. Setelah bersama selama kurang lebih tiga tahun, akhirnya handphone yang masih layak untuk digunakan menjadi warisan Ibu di rumah. Dengan begitu, Aku yang merantau jauh demi pendidikan bisa tetap berkomunikasi dengan keluarga di rumah.
Sumber Gambar dari SINI

Singkat Cerita, oleh – oleh handphone pertama bagiku sudah pasti sesuatu yang sangat berkesan. Bersyukur pada masa itu, aku memiliki kesempatan untuk memiliki sebuah handphone meski pada zaman sekarang banyak yang menyebutnya dengan handphone pengganjal truk dan pelempar mangga. Setidaknya aku bergitu bersyukur pernah menggunakannya. Ha ha

http://www.istiadzah.com/2014/05/giveaway-cerita-hape-pertama.html


#Lathifah Ratih

8 komentar:

  1. Saya juga pernah punya nokia type seperti itu. Keren soalnya ada game ular-ularnya ^_^

    Makasih sudah di follow balik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ha ha. betul sekali.... dan saya suka ^_^
      Sama - sama F4dly

      Hapus
  2. Ceritanya lucu euy... Sukses ya... Sdh ku follow, follow back yach
    Salam

    BalasHapus
  3. Hp kakak iparta mirip hpnya tanteku....semula kukira remote, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha ha ha.... Buangettt....
      Bahkan remote skrg lebih tipis daripada itu yakkk...

      Hapus
  4. Hahahha iyaa inget banget dulu tinggi-tinggian hape bat dapet sinyal. Sampe sms di atas jendela. :D

    Makasih ya Mbak udah ikutan GA saya :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Juga Mbak Isti sudah berkunjung di Lapakku ^_^

      Hapus

 
TOP